KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat, karunia,
dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PENGGUNAAN MEDIA KARTUN DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia.
Sebagai
tenaga profesional, guru harus berusaha dengan berbagai cara agar mata
pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang disenangi siswa, yang pada
gilirannya dapat meningkatkan hasil
belajar atau prestasi siswa. Salah satu kemampuan guru untuk menarik minat
siswa dalam belajar adalah dalam hal memilih dan menggunakan media yang relevan
dengan materi pelajaran dan tahap perkembangan siswa. Penggunaan media dalam
bentuk gambar dapat membangkitkan semangat dan motivasi siswa, terutama siswa
Sekolah Dasar untuk dapat menerima pelajaran matematika dengan baik. Oleh
karena itu, dengan melibatkan gambar-gambar kartun dalam pembelajaran
diharapkan siswa menyukai materi pelajaran dan memahami materi sehingga siswa
dapat menerima pelajaran yang dipelajarinya.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ai Siti Nurjamilah, S. Pd. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
yang telah memberikan bimbingan, motivasi, koreksi dan saran, serta petunjuk
dalam menyusun makalah ini;
2.
orang tua yang telah memberikan bantuan
baik secara moril maupun materil, serta memberikan nasihat dan semangat untuk menyelesaikan makalah ini;
3.
rekan-rekan yang telah membantu
memberikan saran dan masukan untuk membantu menyelesaikan makalah ini;
4. semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan masukan, saran,
serta pendapat dari semua pihak untuk kesempurnaan tugas pembuatan makalah ke
depannya. Harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.
Tasikmalaya, Mei 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sangat
penting untuk diajarkan, karena mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran
lain, dan teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupannya manusia
tidak bisa terlepas dari matematika, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, kemampuan di bidang matematika mutlak harus dimiliki
oleh setiap siswa.
Matematika merupakan
pelajaran pokok yang diajarkan di semua jenjang sekolah, mulai dari tingkat
dasar sampai perguruan tinggi dengan tujuan agar setiap siswa memiliki
kemampuan yang memadai di bidang matematika. Selain itu, salah satu tujuan
diajarkannya mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta didik
memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Tujuan matematika tidak
akan tercapai jika masih banyak siswa yang tidak menyenangi mata pelajaran
matematika. Adanya sikap apatis sebagian siswa terhadap pelajaran matematika
mengakibatkan rendahnya hasil belajar atau prestasi siswa di bidang matematika
dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Kurangnya minat siswa terhadap
matematika perlu dikaji dari berbagai komponen pembelajaran, antara lain
menyangkut guru (pengajar), siswa (peserta didik), situasi pengajaran, dan
lingkungan. Namun dalam proses pembelajaran, guru memiliki peran yang sangat
penting serta merupakan kunci utama dalam mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai tenaga profesional, guru
harus berusaha dengan berbagai cara agar mata pelajaran matematika menjadi mata
pelajaran yang disenangi siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa. Salah satu
kemampuan guru untuk menarik minat siswa dalam belajar adalah dalam hal memilih
dan menggunakan media yang relevan dengan materi pelajaran dan tahap
perkembangan siswa. Penggunaan media dalam bentuk gambar dapat membangkitkan
semangat dan motivasi siswa, terutama siswa Sekolah Dasar untuk dapat menerima
pelajaran matematika dengan baik. Oleh karena itu, dengan melibatkan
gambar-gambar kartun dalam pembelajaran diharapkan siswa menyukai materi
pelajaran dan memahami materi sehingga siswa dapat menerima pelajaran yang
dipelajarinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
1.
Bagaimana penerapan kartun dalam
pembelajaran matematika?
2. Apa
kelebihan dan kelemahan penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini ialah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui penerapan kartun dalam
pembelajaran matematika.
2.
Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan
penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika.
D. Kegunaan Makalah
Adapun
kegunaan dari makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Secara
Teoritis:
Makalah ini diharapkan dapat membuktikan bahwa dalam
pembelajaran
perlu digunakan media atau
alat peraga yang membantu memperjelas masalah.
2. Secara Praktis :
a. Bagi Guru
1) Meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan
menggunakan media pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa dan
karakteristik materi pelajaran.
2) Menambah pengalaman dan sekaligus memindai
kegiatan yang telah dilakukan dari segi kelebihan dan kekurangannya sebagai
bahan pertimbangan untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.
b. Bagi Siswa
1)
Dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam belajar matematika.
2) Dengan bantuan media
kartun, hasil belajar siswa mengenai
materi matematika dapat
lebih meningkat.
3. Secara
Kelembagaan:
Secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi
kelembagaan Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan dan
pengajaran.
E.
Prosedur
Makalah
Dalam menyusun makalah
ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka yakni dengan mengumpulkan
bahan-bahan, materi-materi, data-data, dan informasi-informasi yang diperoleh
dari buku-buku dan jurnal yang tersedia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Teoritis
Media merupakan
salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator
menuju komunikan. Hal ini sejalan dengan Sadiman dan Arief S (Media Pendidikan,
2002: 6) sebagai berikut:
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat, serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.
Menurut Sudjana dan Rivai (Media Pengajaran,
1991: 2), “Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar dalam pengajaran
yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapainya”.
Penggunaan media
dalam proses pembelajaran dapat menarik minat dan memotivasi siswa.
Hal ini sejalan dengan pendapat Arsyad (Media
Pembelajaran, 2002: 26) bahwa:
1.
Media
pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2.
Media
dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung.
3.
Media
pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
4.
Media
pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya, misal melalui
karya wisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Ada
beberapa jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Menurut
Sudjana dan Rivai (1991: 3), jenis media terbagi menjadi empat yaitu:
1.
Media
grafis, seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, poster, kartun, serta
komik. Media grafis sering juga disebut dua dimensi yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar.
2.
Media
tiga dimensi, yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model
susun, model kerja, diaroma, dan lain-lain.
3.
Model
proyeksi seperti slide, film pengguna OHP, dan lain-lain.
4.
Penggunaan
dan pemanfaatan media pembelajaran yang berupa lingkungan.
Khusus
mengenai media kartun, Haron (Kartun sebagai Bahan Motivasi, 2001)
mengemukakan, “kartun merupakan suatu bahan yang sangat popular dan digemari
oleh segenap lapisan pembaca atau penonoton.” Kartun dianggap sebagai satu
wahana yang menghibur dan meredakan ketegangan emosi manusia. Menyadari betapa
populernya kartun di kalangan audiens, maka kartun sesuai untuk diterapkan
dalam pendidikan. Kebanyakan kartun yang dimuat di surat kabar atau majalah memperlihatkan
berbagai tema dan subjek yang penuh dengan warna-warna humor. Disamping
berfungsi sebagai hiburan, kartun data
membawa pembaca berpikir sejenak untuk menjadi lebih peka terhadap perkembangan
zaman.
Di
Malaysia, pengajaran dengan menggunakan berbagai alat visual semakin populer.
Salah satu yang dapat digunakan ialah kartun, misalnya Din Teksi dan Epit.
Menurut Sadiman
dan Arief S (Media Pendidikan, 2002: 46), bahwa kartun sebagai salah satu
bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan
simbol-simbol untuk menyampaikan pesan-pesan secara cepat dan ringkas atau
suatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu.
Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah
laku. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan
menuangkannya ke dalam gambar sederhana tanpa detail dengan menggunakan
simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat.
Kalau kartun mengena, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan
kesannya akan tahan lama diingatan.
Penggunaan
kartun sebagai media pembelajaran memiliki peranan penting karena dalam tahap
ini siswa sangat tanggap terhadap stimulus visual yang lucu, menarik, dan
praktis. Menurut Dawyer dan Maizuriah (2000), “kartun merupakan bentuk visual
dengan minat kanak-kanak boleh digunakan oleh guru dalam pengajaran. Penggunaan
visual telah lama diketahui berkeupayaan merangsang pembelajaran”.
Hal senada
dikatakan Sudjana dan Rivai (Media Pengajaran, 1991: 61) bahwa sesuai dengan
wataknya kartun yang efektif akan menarik perhatian serta menumbuhkan minat
belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahan-bahan kartun bisa menjadi alat
memotivasi yang berguna di kelas. Penggunaan kartun-kartun dalam menggambarkan
konsep ilmiah pengajaran sains dan dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam
kegiatan pengajaran. Pemakaian kartun mempunyai 2 macam keuntungan berharga,
yaitu gambar-gambarnya dapat menarik perhatian sehingga pelajaran lebih berarti
dan sebagai variasi dalam mengajar.
Menurut
Gordon Dryden (Revolusi Cara Belajar, 2001:22), “Pembelajaran dengan kartun
akan menciptakan belajar yang efektif karena dapat membawa siswa kedalam
suasana yang menyenangkan”.
B. Pembahasan
1. Penerapan Kartun dalam Pembelajaran
Matematika
Kartun adalah
penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan, atau
situasi yang disalin untuk mempengaruhi opini masyarakat. Kartun sebagai alat
bantu mempunyai peran penting dalam pembelajaran, terutama untuk menjelaskan
rangkaian isi, bahan dalam suatu urusan logis atau mengandung makna. Kekuatan
kartun untuk mempengaruhi pikiran siswa terletak pada kekompakannya,
penyederhanaan isinya, dan perhatian sungguh-sungguh yang dapat dibangkitkan
secara tajam melalui gambar-gambar yang mengandung humor. Kartun merupakan
sumber informasi yang dapat dicerna melalui visual yang kuat. Banyak orang
mengandalkan kartun guna memperoleh informasi dari objek yang diinginkan,
daripada harus membaca atau mendengarkan.
Alasan seorang
guru menggunakan kartun dalam media pembelajaran matematika karena arti kartun
telah banyak dimengerti oleh siswa. Misalnya, sebuh kartun humor dapat
memberikan imajinasi tersendiri bagi siswa untuk memahami informasi yang
terkandung didalamnya. Kartun memberikan dampak emosional, sehingga siswa dapat
memberikan respon terhadap informasi yang diberikan.
Penggunaan
kartun dalam media pembelajaran menumbuhkan minat belajar dan usaha untuk
mengerti tentang apa yang dipelajari oleh siswa. Hal tersebut menunjukan bahwa
kartun bisa menjadi sarana dalam pembelajaran guna memotivasi siswa agar dapat
berpikir efektif dan efisien. Kartun-kartun yang sesuai dalam materi yang
diambil akan menumbuhkan minat, bakat, dan menggali kemampuan siswa untuk
memahami dan menguasai materi yang diajarkan oleh guru.
Kartun-kartun
yang digunakan dalam pembelajaran matematika akan dipresentasikan oleh guru.
Siswa akan memperhatikan materi yang diberika oleh guru sejalan dengan alur
cerita kartun. Proses awal dari penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika
adalah menarik siswa untuk memperhatikan pelajaran yang disajikan oleh guru.
Proses selanjutnya adalah memasukan materi kedalam pikiran siswa melalui
kartun. Setelah proses tersebut tercapai maka kartun berfungsi sebagai media
pengingat tentang materi yang diajarkan oleh guru. Jika proses-proses tersebut
telah terlaksana dengan baik, maka siswa akan mengingat materi pelajaran ketika
teringat kartun yang telah dilihatnya pada proses pembelajaran matematika.
Untuk lebih efektif dan disenangi oleh siswa, maka guru sebisa mungkin
menciptakan suasana nyaman dan menghibur. Jika siswa sudah lelah dengan
pembelajaran materi, maka guru hrus menghentikan pelajaran dan mengalihkan
perhatian pada gambar kartun yang dijadikan media pembelajaran matematika.
Contohnya, guru mengajak siswa untuk membangun inspirasi dengan memilih gambar
karakter atau bentuk kartu yang mereka sukai da menyuruh siswa untuk memakai
kartun dengan karakternya masing-masing. Setelah itu, ajarkan siswa untuk membuat
gambaran-gambaran yang fungsinya sebagai pengembangan bakat dan minat mereka
masing-masing. Hal diatas bertujuan untuk memotivasi kembali semangat siswa
yang merasa agak jenuh karena lelah mengikuti pelajaran. Setelah semangat siswa
bangkit kembali, guru dapat melanjutkan kembali materi.
Seorang guru
melaporkan hasil efektif dari penggunaan kartun-kartun dalam menggambarkan
konsep penerapan dalam mata pelajaran matematika. Sebagian dipakai untuk
mengemukakan beberapa pertanyaan tentang ada tidaknya bentuk karakter yang
dapat digambarkan dalam bentuk kartun. Sebagian lagi menggambarkan kesalahan-kesalahan
dalam menafsirkan isi yang terkandung dalam kartun. Hal ini berarti kartun
dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam kegiatan pengajaran. Namun demikian, guru
perlu selektif dalam memilih kartun untuk menjaga reaksi siswa yang berlebih
diantara siswa agar tidak kehilangan perhatian terhadap bagian terinci yang
tidak ada hubungannya dngan pelajaran.
Penggunaan kartun dalam
pembelajaran matematika antara lain:
a.
Kartun digunakan dalam pemahaman konsep
berhitung.
b.
Kartun digunakan sebagai media abstraksi
pada materi penjumlahan dan pengurangan matematika.
c.
Kartun digunakan sebagai media dalam
memahami soal cerita.
d.
Kartun digunakan sebagai penarik
perhatian dalam proses pembelajaran matematika.
e.
Kartun digunakan sebagai pengingat
materi yang diberikan pada proses belajar mengajar.
f.
Kartun digunakan sebagai media abstraksi
pada permasalahan matematika.
2. Kelebihan dan kekurangan kartun
dalam pembelajaranb matematika
Kelebihan dari
pengunaan kartun dalam pembelajaran matematikaa antara lain:
a.
Kartun dapat maenarik perhatian siswa
sehingga materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan baik.
b.
Kartun dijadikan abstraksi dalam
pembelajaran matematika sehingga siswa dapat memahami materi lebih baik karena
imajinasi siswa terpancing saat melihat kartun yang berisi materi matematika.
c.
Kartun dapat memberikan dampak positif
pada siswa berupa ingatan tentang materi yang diajarkan pada proses
pembelajaran.
d.
Kartun dapat menghilangkan kejenuhan
dalam belajar matematika.
Adapun kekurangannya antara lain:
a.
Perlu adanya pengawasan lebih pada
proses pembelajaran matematika, karena siswa hanya akan bermain dengan kartun
saja tanpa memperhatikan materi pelajaran.
b.
Pemilihan kartun yang sesuai dengan
materi sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, sehingga guru
membutuhkan waktu lebih lama dalam mempersiapkan materi yang akan diberikan.
c.
Membutuhkan waktu yang lebih lama
daripada proses pembelajaran konvensional.
BAB
III
SIMPULAN
DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan
uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal ialah sebagai
berikut:
1.
Kartun merupakan abstraksi dari
aktifitas individu atau goongan yang berbentuk gambar.
2.
Kartun dapat dijadikan media informasi berupa
perintah, himbauan, ajakan, peringatan, larangan bahkan dapat dijadikan
informasi dalam pembelajaran matematika.
3.
Kartun sebagai media pembelajaran belum
dapat digunakan sepenuhnya karena belum lazim dan membutuhkan waktu yang lebih
lama dari belajar konvensional.
B. Saran
Adapun saran
yang dikemukakan oleh penulis ialah sebagai berikut:
1.
Bagi guru:
Guru hendaknya lebih kreatif dalam
membuat suasana pembelajaran yang nyaman dan kondusif. Selain itu, apabila guru
ingin menggunakan media pembelajaran kartun maka harus memilih kartun yang
sesuai dengan materi.
2.
Bagi lembaga sekolah:
Lembaga sekolah hendaknya menyediakan
fasilitas yang lengkap agar pembelajaran di dalam kelas berjalan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad, Azhar.
(2002). Media Pembelajaran. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Coy, Gordon
Dryden, Jeannete Vos. (2001). Revolusi
Cara Belajar. Bandung: Kaifa.
Daryanto.
(2010). Media Pembelajaran.Yogyakarta:
Gava Media.
Haron, Mohammed.
(2001). Kartun sebagai Bahan Motivasi
dalam Pengajaran Karangan. Malaysia: Makalah.
Sadiman, Arief
S. (2002). Media Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Simanjuntak, Lisnawaty,
dkk. (1993). Metode Mengajar Matematika
jilid II. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana
dan Ahmad Rivai. (2001). Media Pengajaran.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Supriadi.
(2008). Penggunaan Kartun Matematika
dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurnal.
Suwangsih, Erna,
dkk. (2006). Model Pembelajaran
Matematika. Bandung: UPI PRESS.
Wynn Las Vegas - MapyRO
BalasHapusWynn Tower 포항 출장안마 Suite Salon. Encore Tower 시흥 출장안마 Suite Salon. Encore Tower Suite Parlor. 2 동해 출장마사지 Queen Beds. 경기도 출장샵 Encore Tower Suite Parlor. 안동 출장샵