Minggu, 06 Mei 2012

PENGGUNAAN MEDIA KARTUN

PENGGUNAAN MEDIA KARTUN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PENGGUNAAN MEDIA KARTUN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Sebagai tenaga profesional, guru harus berusaha dengan berbagai cara agar mata pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang disenangi siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan  hasil belajar atau prestasi siswa. Salah satu kemampuan guru untuk menarik minat siswa dalam belajar adalah dalam hal memilih dan menggunakan media yang relevan dengan materi pelajaran dan tahap perkembangan siswa. Penggunaan media dalam bentuk gambar dapat membangkitkan semangat dan motivasi siswa, terutama siswa Sekolah Dasar untuk dapat menerima pelajaran matematika dengan baik. Oleh karena itu, dengan melibatkan gambar-gambar kartun dalam pembelajaran diharapkan siswa menyukai materi pelajaran dan memahami materi sehingga siswa dapat menerima pelajaran yang dipelajarinya.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.    Ai Siti Nurjamilah, S. Pd.  selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan, motivasi, koreksi dan saran, serta petunjuk dalam menyusun makalah ini;

2.    orang tua yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun materil, serta memberikan nasihat  dan semangat untuk menyelesaikan makalah ini;

3.    rekan-rekan yang telah membantu memberikan saran dan masukan untuk membantu menyelesaikan makalah ini;

4.    semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan masukan, saran, serta pendapat dari semua pihak untuk kesempurnaan tugas pembuatan makalah ke depannya. Harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.


     Tasikmalaya,  Mei 2012

Penulis



BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah

Matematika sangat penting untuk diajarkan, karena mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lain, dan teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupannya manusia tidak bisa terlepas dari matematika, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kemampuan di bidang matematika mutlak harus dimiliki oleh setiap siswa.

Matematika merupakan pelajaran pokok yang diajarkan di semua jenjang sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi dengan tujuan agar setiap siswa memiliki kemampuan yang memadai di bidang matematika. Selain itu, salah satu tujuan diajarkannya mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan matematika tidak akan tercapai jika masih banyak siswa yang tidak menyenangi mata pelajaran matematika. Adanya sikap apatis sebagian siswa terhadap pelajaran matematika mengakibatkan rendahnya hasil belajar atau prestasi siswa di bidang matematika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Kurangnya minat siswa terhadap matematika perlu dikaji dari berbagai komponen pembelajaran, antara lain menyangkut guru (pengajar), siswa (peserta didik), situasi pengajaran, dan lingkungan. Namun dalam proses pembelajaran, guru memiliki peran yang sangat penting serta merupakan kunci utama dalam mencapai tujuan pendidikan.

Sebagai tenaga profesional, guru harus berusaha dengan berbagai cara agar mata pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang disenangi siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan  hasil belajar atau prestasi siswa. Salah satu kemampuan guru untuk menarik minat siswa dalam belajar adalah dalam hal memilih dan menggunakan media yang relevan dengan materi pelajaran dan tahap perkembangan siswa. Penggunaan media dalam bentuk gambar dapat membangkitkan semangat dan motivasi siswa, terutama siswa Sekolah Dasar untuk dapat menerima pelajaran matematika dengan baik. Oleh karena itu, dengan melibatkan gambar-gambar kartun dalam pembelajaran diharapkan siswa menyukai materi pelajaran dan memahami materi sehingga siswa dapat menerima pelajaran yang dipelajarinya.
B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:

1.    Bagaimana penerapan kartun dalam pembelajaran matematika?

2.    Apa kelebihan dan kelemahan penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika?
C.  Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini ialah sebagai berikut:

1.    Untuk mengetahui penerapan kartun dalam pembelajaran matematika.

2.    Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika.
D.  Kegunaan Makalah

Adapun kegunaan dari makalah ini ialah sebagai berikut:

1.      Secara Teoritis:

Makalah ini diharapkan dapat membuktikan bahwa dalam pembelajaran perlu digunakan media atau alat peraga yang membantu memperjelas masalah.

2.      Secara Praktis :

a.       Bagi Guru

1)   Meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa dan karakteristik materi pelajaran.

2)   Menambah pengalaman dan sekaligus memindai kegiatan yang telah dilakukan dari segi kelebihan dan kekurangannya sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.

b.      Bagi Siswa

1)   Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam belajar matematika.

2)   Dengan bantuan media kartun, hasil belajar siswa mengenai materi matematika dapat lebih meningkat.

3.      Secara Kelembagaan:

Secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi kelembagaan Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran.
E.     Prosedur Makalah

Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka yakni dengan mengumpulkan bahan-bahan, materi-materi, data-data, dan informasi-informasi yang diperoleh dari buku-buku dan jurnal yang tersedia.


BAB II

PEMBAHASAN

A.  Kajian Teoritis

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Hal ini sejalan dengan Sadiman dan Arief S (Media Pendidikan, 2002: 6) sebagai berikut:

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat, serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.



 Menurut Sudjana dan Rivai (Media Pengajaran, 1991: 2), “Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya”.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat menarik minat dan memotivasi siswa.

Hal ini sejalan dengan pendapat Arsyad (Media Pembelajaran, 2002: 26) bahwa:

1.    Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2.    Media dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung.

3.    Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.

4.    Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya, misal melalui karya wisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.



Ada beberapa jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Menurut Sudjana dan Rivai (1991: 3), jenis media terbagi menjadi empat yaitu:

1.    Media grafis, seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, poster, kartun, serta komik. Media grafis sering juga disebut dua dimensi yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.

2.    Media tiga dimensi, yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja, diaroma, dan lain-lain.

3.    Model proyeksi seperti slide, film pengguna OHP, dan lain-lain.

4.    Penggunaan dan pemanfaatan media pembelajaran yang berupa lingkungan.



Khusus mengenai media kartun, Haron (Kartun sebagai Bahan Motivasi, 2001) mengemukakan, “kartun merupakan suatu bahan yang sangat popular dan digemari oleh segenap lapisan pembaca atau penonoton.” Kartun dianggap sebagai satu wahana yang menghibur dan meredakan ketegangan emosi manusia. Menyadari betapa populernya kartun di kalangan audiens, maka kartun sesuai untuk diterapkan dalam pendidikan. Kebanyakan kartun yang dimuat di surat kabar atau majalah memperlihatkan berbagai tema dan subjek yang penuh dengan warna-warna humor. Disamping berfungsi sebagai  hiburan, kartun data membawa pembaca berpikir sejenak untuk menjadi lebih peka terhadap perkembangan zaman.

Di Malaysia, pengajaran dengan menggunakan berbagai alat visual semakin populer. Salah satu yang dapat digunakan ialah kartun, misalnya Din Teksi dan Epit.

Menurut Sadiman dan Arief S (Media Pendidikan, 2002: 46), bahwa kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan-pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana tanpa detail dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Kalau kartun mengena, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama diingatan.

Penggunaan kartun sebagai media pembelajaran memiliki peranan penting karena dalam tahap ini siswa sangat tanggap terhadap stimulus visual yang lucu, menarik, dan praktis. Menurut Dawyer dan Maizuriah (2000), “kartun merupakan bentuk visual dengan minat kanak-kanak boleh digunakan oleh guru dalam pengajaran. Penggunaan visual telah lama diketahui berkeupayaan merangsang pembelajaran”.

Hal senada dikatakan Sudjana dan Rivai (Media Pengajaran, 1991: 61) bahwa sesuai dengan wataknya kartun yang efektif akan menarik perhatian serta menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahan-bahan kartun bisa menjadi alat memotivasi yang berguna di kelas. Penggunaan kartun-kartun dalam menggambarkan konsep ilmiah pengajaran sains dan dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam kegiatan pengajaran. Pemakaian kartun mempunyai 2 macam keuntungan berharga, yaitu gambar-gambarnya dapat menarik perhatian sehingga pelajaran lebih berarti dan sebagai variasi dalam mengajar.



Menurut Gordon Dryden (Revolusi Cara Belajar, 2001:22), “Pembelajaran dengan kartun akan menciptakan belajar yang efektif karena dapat membawa siswa kedalam suasana yang menyenangkan”.
B.  Pembahasan

1.    Penerapan Kartun dalam Pembelajaran Matematika

Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan, atau situasi yang disalin untuk mempengaruhi opini masyarakat. Kartun sebagai alat bantu mempunyai peran penting dalam pembelajaran, terutama untuk menjelaskan rangkaian isi, bahan dalam suatu urusan logis atau mengandung makna. Kekuatan kartun untuk mempengaruhi pikiran siswa terletak pada kekompakannya, penyederhanaan isinya, dan perhatian sungguh-sungguh yang dapat dibangkitkan secara tajam melalui gambar-gambar yang mengandung humor. Kartun merupakan sumber informasi yang dapat dicerna melalui visual yang kuat. Banyak orang mengandalkan kartun guna memperoleh informasi dari objek yang diinginkan, daripada harus membaca atau mendengarkan.

Alasan seorang guru menggunakan kartun dalam media pembelajaran matematika karena arti kartun telah banyak dimengerti oleh siswa. Misalnya, sebuh kartun humor dapat memberikan imajinasi tersendiri bagi siswa untuk memahami informasi yang terkandung didalamnya. Kartun memberikan dampak emosional, sehingga siswa dapat memberikan respon terhadap informasi yang diberikan.

Penggunaan kartun dalam media pembelajaran menumbuhkan minat belajar dan usaha untuk mengerti tentang apa yang dipelajari oleh siswa. Hal tersebut menunjukan bahwa kartun bisa menjadi sarana dalam pembelajaran guna memotivasi siswa agar dapat berpikir efektif dan efisien. Kartun-kartun yang sesuai dalam materi yang diambil akan menumbuhkan minat, bakat, dan menggali kemampuan siswa untuk memahami dan menguasai materi yang diajarkan oleh guru.

Kartun-kartun yang digunakan dalam pembelajaran matematika akan dipresentasikan oleh guru. Siswa akan memperhatikan materi yang diberika oleh guru sejalan dengan alur cerita kartun. Proses awal dari penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika adalah menarik siswa untuk memperhatikan pelajaran yang disajikan oleh guru. Proses selanjutnya adalah memasukan materi kedalam pikiran siswa melalui kartun. Setelah proses tersebut tercapai maka kartun berfungsi sebagai media pengingat tentang materi yang diajarkan oleh guru. Jika proses-proses tersebut telah terlaksana dengan baik, maka siswa akan mengingat materi pelajaran ketika teringat kartun yang telah dilihatnya pada proses pembelajaran matematika. Untuk lebih efektif dan disenangi oleh siswa, maka guru sebisa mungkin menciptakan suasana nyaman dan menghibur. Jika siswa sudah lelah dengan pembelajaran materi, maka guru hrus menghentikan pelajaran dan mengalihkan perhatian pada gambar kartun yang dijadikan media pembelajaran matematika. Contohnya, guru mengajak siswa untuk membangun inspirasi dengan memilih gambar karakter atau bentuk kartu yang mereka sukai da menyuruh siswa untuk memakai kartun dengan karakternya masing-masing. Setelah itu, ajarkan siswa untuk membuat gambaran-gambaran yang fungsinya sebagai pengembangan bakat dan minat mereka masing-masing. Hal diatas bertujuan untuk memotivasi kembali semangat siswa yang merasa agak jenuh karena lelah mengikuti pelajaran. Setelah semangat siswa bangkit kembali, guru dapat melanjutkan kembali materi.

Seorang guru melaporkan hasil efektif dari penggunaan kartun-kartun dalam menggambarkan konsep penerapan dalam mata pelajaran matematika. Sebagian dipakai untuk mengemukakan beberapa pertanyaan tentang ada tidaknya bentuk karakter yang dapat digambarkan dalam bentuk kartun. Sebagian lagi menggambarkan kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan isi yang terkandung dalam kartun. Hal ini berarti kartun dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam kegiatan pengajaran. Namun demikian, guru perlu selektif dalam memilih kartun untuk menjaga reaksi siswa yang berlebih diantara siswa agar tidak kehilangan perhatian terhadap bagian terinci yang tidak ada hubungannya dngan pelajaran.

Penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika antara lain:

a.    Kartun digunakan dalam pemahaman konsep berhitung.

b.    Kartun digunakan sebagai media abstraksi pada materi penjumlahan dan pengurangan matematika.

c.    Kartun digunakan sebagai media dalam memahami soal cerita.

d.   Kartun digunakan sebagai penarik perhatian dalam proses pembelajaran matematika.

e.    Kartun digunakan sebagai pengingat materi yang diberikan pada proses belajar mengajar.

f.     Kartun digunakan sebagai media abstraksi pada permasalahan matematika.



2.    Kelebihan dan kekurangan kartun dalam pembelajaranb matematika

Kelebihan dari pengunaan kartun dalam pembelajaran matematikaa antara lain:

a.    Kartun dapat maenarik perhatian siswa sehingga materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan baik.

b.    Kartun dijadikan abstraksi dalam pembelajaran matematika sehingga siswa dapat memahami materi lebih baik karena imajinasi siswa terpancing saat melihat kartun yang berisi materi matematika.

c.    Kartun dapat memberikan dampak positif pada siswa berupa ingatan tentang materi yang diajarkan pada proses pembelajaran.

d.   Kartun dapat menghilangkan kejenuhan dalam belajar matematika.

Adapun kekurangannya antara lain:

a.    Perlu adanya pengawasan lebih pada proses pembelajaran matematika, karena siswa hanya akan bermain dengan kartun saja tanpa memperhatikan materi pelajaran.

b.    Pemilihan kartun yang sesuai dengan materi sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, sehingga guru membutuhkan waktu lebih lama dalam mempersiapkan materi yang akan diberikan.

c.    Membutuhkan waktu yang lebih lama daripada proses pembelajaran konvensional.


BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A.  Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal ialah sebagai berikut: 

1.    Kartun merupakan abstraksi dari aktifitas individu atau goongan yang berbentuk gambar.

2.    Kartun dapat dijadikan media informasi berupa perintah, himbauan, ajakan, peringatan, larangan bahkan dapat dijadikan informasi dalam pembelajaran matematika.

3.    Kartun sebagai media pembelajaran belum dapat digunakan sepenuhnya karena belum lazim dan membutuhkan waktu yang lebih lama dari belajar konvensional.
B.  Saran

Adapun saran yang dikemukakan oleh penulis ialah sebagai berikut:

1.    Bagi guru:

Guru hendaknya lebih kreatif dalam membuat suasana pembelajaran yang nyaman dan kondusif. Selain itu, apabila guru ingin menggunakan media pembelajaran kartun maka harus memilih kartun yang sesuai dengan materi.

2.    Bagi lembaga sekolah:

Lembaga sekolah hendaknya menyediakan fasilitas yang lengkap agar pembelajaran di dalam kelas berjalan dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Coy, Gordon Dryden, Jeannete Vos. (2001). Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media.

Haron, Mohammed. (2001). Kartun sebagai Bahan Motivasi dalam Pengajaran Karangan. Malaysia: Makalah.


Sadiman, Arief S. (2002). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Simanjuntak, Lisnawaty, dkk. (1993). Metode Mengajar Matematika jilid II. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2001). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Supriadi. (2008). Penggunaan Kartun Matematika dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurnal.

Suwangsih, Erna, dkk. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS.

1 komentar:

  1. Wynn Las Vegas - MapyRO
    Wynn Tower 포항 출장안마 Suite Salon. Encore Tower 시흥 출장안마 Suite Salon. Encore Tower Suite Parlor. 2 동해 출장마사지 Queen Beds. 경기도 출장샵 Encore Tower Suite Parlor. 안동 출장샵

    BalasHapus

Minggu, 06 Mei 2012

PENGGUNAAN MEDIA KARTUN

PENGGUNAAN MEDIA KARTUN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PENGGUNAAN MEDIA KARTUN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Sebagai tenaga profesional, guru harus berusaha dengan berbagai cara agar mata pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang disenangi siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan  hasil belajar atau prestasi siswa. Salah satu kemampuan guru untuk menarik minat siswa dalam belajar adalah dalam hal memilih dan menggunakan media yang relevan dengan materi pelajaran dan tahap perkembangan siswa. Penggunaan media dalam bentuk gambar dapat membangkitkan semangat dan motivasi siswa, terutama siswa Sekolah Dasar untuk dapat menerima pelajaran matematika dengan baik. Oleh karena itu, dengan melibatkan gambar-gambar kartun dalam pembelajaran diharapkan siswa menyukai materi pelajaran dan memahami materi sehingga siswa dapat menerima pelajaran yang dipelajarinya.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.    Ai Siti Nurjamilah, S. Pd.  selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan, motivasi, koreksi dan saran, serta petunjuk dalam menyusun makalah ini;

2.    orang tua yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun materil, serta memberikan nasihat  dan semangat untuk menyelesaikan makalah ini;

3.    rekan-rekan yang telah membantu memberikan saran dan masukan untuk membantu menyelesaikan makalah ini;

4.    semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan masukan, saran, serta pendapat dari semua pihak untuk kesempurnaan tugas pembuatan makalah ke depannya. Harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.


     Tasikmalaya,  Mei 2012

Penulis



BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah

Matematika sangat penting untuk diajarkan, karena mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lain, dan teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupannya manusia tidak bisa terlepas dari matematika, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kemampuan di bidang matematika mutlak harus dimiliki oleh setiap siswa.

Matematika merupakan pelajaran pokok yang diajarkan di semua jenjang sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi dengan tujuan agar setiap siswa memiliki kemampuan yang memadai di bidang matematika. Selain itu, salah satu tujuan diajarkannya mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan matematika tidak akan tercapai jika masih banyak siswa yang tidak menyenangi mata pelajaran matematika. Adanya sikap apatis sebagian siswa terhadap pelajaran matematika mengakibatkan rendahnya hasil belajar atau prestasi siswa di bidang matematika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Kurangnya minat siswa terhadap matematika perlu dikaji dari berbagai komponen pembelajaran, antara lain menyangkut guru (pengajar), siswa (peserta didik), situasi pengajaran, dan lingkungan. Namun dalam proses pembelajaran, guru memiliki peran yang sangat penting serta merupakan kunci utama dalam mencapai tujuan pendidikan.

Sebagai tenaga profesional, guru harus berusaha dengan berbagai cara agar mata pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang disenangi siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan  hasil belajar atau prestasi siswa. Salah satu kemampuan guru untuk menarik minat siswa dalam belajar adalah dalam hal memilih dan menggunakan media yang relevan dengan materi pelajaran dan tahap perkembangan siswa. Penggunaan media dalam bentuk gambar dapat membangkitkan semangat dan motivasi siswa, terutama siswa Sekolah Dasar untuk dapat menerima pelajaran matematika dengan baik. Oleh karena itu, dengan melibatkan gambar-gambar kartun dalam pembelajaran diharapkan siswa menyukai materi pelajaran dan memahami materi sehingga siswa dapat menerima pelajaran yang dipelajarinya.
B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:

1.    Bagaimana penerapan kartun dalam pembelajaran matematika?

2.    Apa kelebihan dan kelemahan penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika?
C.  Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini ialah sebagai berikut:

1.    Untuk mengetahui penerapan kartun dalam pembelajaran matematika.

2.    Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika.
D.  Kegunaan Makalah

Adapun kegunaan dari makalah ini ialah sebagai berikut:

1.      Secara Teoritis:

Makalah ini diharapkan dapat membuktikan bahwa dalam pembelajaran perlu digunakan media atau alat peraga yang membantu memperjelas masalah.

2.      Secara Praktis :

a.       Bagi Guru

1)   Meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa dan karakteristik materi pelajaran.

2)   Menambah pengalaman dan sekaligus memindai kegiatan yang telah dilakukan dari segi kelebihan dan kekurangannya sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.

b.      Bagi Siswa

1)   Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam belajar matematika.

2)   Dengan bantuan media kartun, hasil belajar siswa mengenai materi matematika dapat lebih meningkat.

3.      Secara Kelembagaan:

Secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi kelembagaan Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran.
E.     Prosedur Makalah

Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka yakni dengan mengumpulkan bahan-bahan, materi-materi, data-data, dan informasi-informasi yang diperoleh dari buku-buku dan jurnal yang tersedia.


BAB II

PEMBAHASAN

A.  Kajian Teoritis

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Hal ini sejalan dengan Sadiman dan Arief S (Media Pendidikan, 2002: 6) sebagai berikut:

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat, serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.



 Menurut Sudjana dan Rivai (Media Pengajaran, 1991: 2), “Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya”.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat menarik minat dan memotivasi siswa.

Hal ini sejalan dengan pendapat Arsyad (Media Pembelajaran, 2002: 26) bahwa:

1.    Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2.    Media dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung.

3.    Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.

4.    Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya, misal melalui karya wisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.



Ada beberapa jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Menurut Sudjana dan Rivai (1991: 3), jenis media terbagi menjadi empat yaitu:

1.    Media grafis, seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, poster, kartun, serta komik. Media grafis sering juga disebut dua dimensi yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.

2.    Media tiga dimensi, yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja, diaroma, dan lain-lain.

3.    Model proyeksi seperti slide, film pengguna OHP, dan lain-lain.

4.    Penggunaan dan pemanfaatan media pembelajaran yang berupa lingkungan.



Khusus mengenai media kartun, Haron (Kartun sebagai Bahan Motivasi, 2001) mengemukakan, “kartun merupakan suatu bahan yang sangat popular dan digemari oleh segenap lapisan pembaca atau penonoton.” Kartun dianggap sebagai satu wahana yang menghibur dan meredakan ketegangan emosi manusia. Menyadari betapa populernya kartun di kalangan audiens, maka kartun sesuai untuk diterapkan dalam pendidikan. Kebanyakan kartun yang dimuat di surat kabar atau majalah memperlihatkan berbagai tema dan subjek yang penuh dengan warna-warna humor. Disamping berfungsi sebagai  hiburan, kartun data membawa pembaca berpikir sejenak untuk menjadi lebih peka terhadap perkembangan zaman.

Di Malaysia, pengajaran dengan menggunakan berbagai alat visual semakin populer. Salah satu yang dapat digunakan ialah kartun, misalnya Din Teksi dan Epit.

Menurut Sadiman dan Arief S (Media Pendidikan, 2002: 46), bahwa kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan-pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana tanpa detail dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Kalau kartun mengena, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama diingatan.

Penggunaan kartun sebagai media pembelajaran memiliki peranan penting karena dalam tahap ini siswa sangat tanggap terhadap stimulus visual yang lucu, menarik, dan praktis. Menurut Dawyer dan Maizuriah (2000), “kartun merupakan bentuk visual dengan minat kanak-kanak boleh digunakan oleh guru dalam pengajaran. Penggunaan visual telah lama diketahui berkeupayaan merangsang pembelajaran”.

Hal senada dikatakan Sudjana dan Rivai (Media Pengajaran, 1991: 61) bahwa sesuai dengan wataknya kartun yang efektif akan menarik perhatian serta menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahan-bahan kartun bisa menjadi alat memotivasi yang berguna di kelas. Penggunaan kartun-kartun dalam menggambarkan konsep ilmiah pengajaran sains dan dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam kegiatan pengajaran. Pemakaian kartun mempunyai 2 macam keuntungan berharga, yaitu gambar-gambarnya dapat menarik perhatian sehingga pelajaran lebih berarti dan sebagai variasi dalam mengajar.



Menurut Gordon Dryden (Revolusi Cara Belajar, 2001:22), “Pembelajaran dengan kartun akan menciptakan belajar yang efektif karena dapat membawa siswa kedalam suasana yang menyenangkan”.
B.  Pembahasan

1.    Penerapan Kartun dalam Pembelajaran Matematika

Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan, atau situasi yang disalin untuk mempengaruhi opini masyarakat. Kartun sebagai alat bantu mempunyai peran penting dalam pembelajaran, terutama untuk menjelaskan rangkaian isi, bahan dalam suatu urusan logis atau mengandung makna. Kekuatan kartun untuk mempengaruhi pikiran siswa terletak pada kekompakannya, penyederhanaan isinya, dan perhatian sungguh-sungguh yang dapat dibangkitkan secara tajam melalui gambar-gambar yang mengandung humor. Kartun merupakan sumber informasi yang dapat dicerna melalui visual yang kuat. Banyak orang mengandalkan kartun guna memperoleh informasi dari objek yang diinginkan, daripada harus membaca atau mendengarkan.

Alasan seorang guru menggunakan kartun dalam media pembelajaran matematika karena arti kartun telah banyak dimengerti oleh siswa. Misalnya, sebuh kartun humor dapat memberikan imajinasi tersendiri bagi siswa untuk memahami informasi yang terkandung didalamnya. Kartun memberikan dampak emosional, sehingga siswa dapat memberikan respon terhadap informasi yang diberikan.

Penggunaan kartun dalam media pembelajaran menumbuhkan minat belajar dan usaha untuk mengerti tentang apa yang dipelajari oleh siswa. Hal tersebut menunjukan bahwa kartun bisa menjadi sarana dalam pembelajaran guna memotivasi siswa agar dapat berpikir efektif dan efisien. Kartun-kartun yang sesuai dalam materi yang diambil akan menumbuhkan minat, bakat, dan menggali kemampuan siswa untuk memahami dan menguasai materi yang diajarkan oleh guru.

Kartun-kartun yang digunakan dalam pembelajaran matematika akan dipresentasikan oleh guru. Siswa akan memperhatikan materi yang diberika oleh guru sejalan dengan alur cerita kartun. Proses awal dari penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika adalah menarik siswa untuk memperhatikan pelajaran yang disajikan oleh guru. Proses selanjutnya adalah memasukan materi kedalam pikiran siswa melalui kartun. Setelah proses tersebut tercapai maka kartun berfungsi sebagai media pengingat tentang materi yang diajarkan oleh guru. Jika proses-proses tersebut telah terlaksana dengan baik, maka siswa akan mengingat materi pelajaran ketika teringat kartun yang telah dilihatnya pada proses pembelajaran matematika. Untuk lebih efektif dan disenangi oleh siswa, maka guru sebisa mungkin menciptakan suasana nyaman dan menghibur. Jika siswa sudah lelah dengan pembelajaran materi, maka guru hrus menghentikan pelajaran dan mengalihkan perhatian pada gambar kartun yang dijadikan media pembelajaran matematika. Contohnya, guru mengajak siswa untuk membangun inspirasi dengan memilih gambar karakter atau bentuk kartu yang mereka sukai da menyuruh siswa untuk memakai kartun dengan karakternya masing-masing. Setelah itu, ajarkan siswa untuk membuat gambaran-gambaran yang fungsinya sebagai pengembangan bakat dan minat mereka masing-masing. Hal diatas bertujuan untuk memotivasi kembali semangat siswa yang merasa agak jenuh karena lelah mengikuti pelajaran. Setelah semangat siswa bangkit kembali, guru dapat melanjutkan kembali materi.

Seorang guru melaporkan hasil efektif dari penggunaan kartun-kartun dalam menggambarkan konsep penerapan dalam mata pelajaran matematika. Sebagian dipakai untuk mengemukakan beberapa pertanyaan tentang ada tidaknya bentuk karakter yang dapat digambarkan dalam bentuk kartun. Sebagian lagi menggambarkan kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan isi yang terkandung dalam kartun. Hal ini berarti kartun dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam kegiatan pengajaran. Namun demikian, guru perlu selektif dalam memilih kartun untuk menjaga reaksi siswa yang berlebih diantara siswa agar tidak kehilangan perhatian terhadap bagian terinci yang tidak ada hubungannya dngan pelajaran.

Penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika antara lain:

a.    Kartun digunakan dalam pemahaman konsep berhitung.

b.    Kartun digunakan sebagai media abstraksi pada materi penjumlahan dan pengurangan matematika.

c.    Kartun digunakan sebagai media dalam memahami soal cerita.

d.   Kartun digunakan sebagai penarik perhatian dalam proses pembelajaran matematika.

e.    Kartun digunakan sebagai pengingat materi yang diberikan pada proses belajar mengajar.

f.     Kartun digunakan sebagai media abstraksi pada permasalahan matematika.



2.    Kelebihan dan kekurangan kartun dalam pembelajaranb matematika

Kelebihan dari pengunaan kartun dalam pembelajaran matematikaa antara lain:

a.    Kartun dapat maenarik perhatian siswa sehingga materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan baik.

b.    Kartun dijadikan abstraksi dalam pembelajaran matematika sehingga siswa dapat memahami materi lebih baik karena imajinasi siswa terpancing saat melihat kartun yang berisi materi matematika.

c.    Kartun dapat memberikan dampak positif pada siswa berupa ingatan tentang materi yang diajarkan pada proses pembelajaran.

d.   Kartun dapat menghilangkan kejenuhan dalam belajar matematika.

Adapun kekurangannya antara lain:

a.    Perlu adanya pengawasan lebih pada proses pembelajaran matematika, karena siswa hanya akan bermain dengan kartun saja tanpa memperhatikan materi pelajaran.

b.    Pemilihan kartun yang sesuai dengan materi sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, sehingga guru membutuhkan waktu lebih lama dalam mempersiapkan materi yang akan diberikan.

c.    Membutuhkan waktu yang lebih lama daripada proses pembelajaran konvensional.


BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A.  Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal ialah sebagai berikut: 

1.    Kartun merupakan abstraksi dari aktifitas individu atau goongan yang berbentuk gambar.

2.    Kartun dapat dijadikan media informasi berupa perintah, himbauan, ajakan, peringatan, larangan bahkan dapat dijadikan informasi dalam pembelajaran matematika.

3.    Kartun sebagai media pembelajaran belum dapat digunakan sepenuhnya karena belum lazim dan membutuhkan waktu yang lebih lama dari belajar konvensional.
B.  Saran

Adapun saran yang dikemukakan oleh penulis ialah sebagai berikut:

1.    Bagi guru:

Guru hendaknya lebih kreatif dalam membuat suasana pembelajaran yang nyaman dan kondusif. Selain itu, apabila guru ingin menggunakan media pembelajaran kartun maka harus memilih kartun yang sesuai dengan materi.

2.    Bagi lembaga sekolah:

Lembaga sekolah hendaknya menyediakan fasilitas yang lengkap agar pembelajaran di dalam kelas berjalan dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Coy, Gordon Dryden, Jeannete Vos. (2001). Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media.

Haron, Mohammed. (2001). Kartun sebagai Bahan Motivasi dalam Pengajaran Karangan. Malaysia: Makalah.


Sadiman, Arief S. (2002). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Simanjuntak, Lisnawaty, dkk. (1993). Metode Mengajar Matematika jilid II. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2001). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Supriadi. (2008). Penggunaan Kartun Matematika dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurnal.

Suwangsih, Erna, dkk. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS.

1 komentar:

  1. Wynn Las Vegas - MapyRO
    Wynn Tower 포항 출장안마 Suite Salon. Encore Tower 시흥 출장안마 Suite Salon. Encore Tower Suite Parlor. 2 동해 출장마사지 Queen Beds. 경기도 출장샵 Encore Tower Suite Parlor. 안동 출장샵

    BalasHapus